Sunday, November 29, 2015

SIA TUGAS 4


1.      Fraud Tree



a.       KAS
                                                        i.      Pencurian Kas di Tangan (Kas Kecil) : pencurian kas yang digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil. Yang apabila dibayar menggunakan rekening menjadi kurang efektif.
                                                            ii.      Pencurian penerimaan kas atau kas yang diterima :  pencurian kas yang diterima dari sebuah transaksi.
o   Skimming : pencurian uang yang belum dibukukan. Sehingga pelaku bisa memanipulasi catatan atau pencurian ini bersifat fisik. Semua orang yang terlibat dalam penerimaan kas bisa menjadi pelakunya.
o   Cash Larcceny (pencurian uang tunai) : Pencurian uang yang sudah dibukukan. Terjadi saat karyawan memiliki akses ke kas, baik penerimaan, penyetoran, dan pendistribusian kas.
                                                          iii.      Panipuan Pencairan (Fraudulent Disbursement) :
o   Billing Schemes : skema yang menggunakan pembebanan tagihan. Pelaku bisa mendirikan sebuah perusahaan bayangan, yang seolah-olah perusahaan tersebut adalah rekanan atau kontraktor sungguhan. Melalui perusahaan bayangan ini, dana secara tidak sah dialirkan ke luar perusahaan.
o   Payroll Schemes : skema melalui pembayaran gaji. Permainannya adalah dengan karyawan fiktif, dengan pemalsuan jumlah gaji. Jumlah gaji yang dilaporkan lebih besar daripada jumlah gaji yang dibayarkan.
o   Expense Reimbursement Schemes : skema melalui pembayaran kembali biaya-biaya, biasanya biaya perjalanan. Sebelum melakukan perjalanan, pelaku akan mengambil uang muka, setelah perjalanan, apabila biaya perjalanan melebihi jumlah uang muka, maka pelaku akan meminta penggantian.
o   Check Tampering : Pemalsuan cek
o   Register Disbursement : pengeluaran yang sudah masuk dalam cash register. Hal ini dapat berupa pengembalian uang yang dibuat-buat dan pembatalan palsu.



b.      KORUPSI
Korupsi melibatkan eksekutif, manajer, atau karyawan perusahaan dalam bentuk kolusi dengan pihak luar. Korupsi bertanggung jawab untuk sekitar 10% dari berbagai kasus penipuan di tempat kerja. Penelitian oleh ACFE mengidentifikasikan 4 jenis umum korupsi, yaitu:
                                                              i.      Penyuapan (Bribery)
Hal ini melibatkan pemberian, penawaran, permintaan, atau penerimaan berbagai hal yang bernilai untuk mempengaruhi seorang pejabat dalam melaksanakan kewajiban utamanya. Para pejabat dapat bekerja di badan pemerintahan (atau pembuat undang-undang) atau di perusahaan swasta. Penyuapan menipu entitas (perusahaan atau badan pemerintah) dari haknya atas layanan yang jujur dan loyal dari orang-orang yang dipekerjakannya.
                                                            ii.      Hadiah Legal (Illegal Gratuity)
Hal ini melibatkan pemberian, penerimaan, penawaran, atau permintaan atas sesuatu yang bernilai karena tindakan resmi yang telah dilakukan. Ini hampir sama dengan penyuapan, tetapi transaksi terkait terjadi setelah fakta ini.
                                                          iii.      Konflik Kepentingan (Conflict of Interest)
Hal ini terjadi ketika seorang karyawan bertindak atas nama pihak ketiga ketika melaksanakan kewajibannya atau memiliki kepentingan pribadi dalam aktivitas yang dilakukan. Ketika konflik karyawan tidak diketahui oleh perusahaan dan mengakibatkan kerugian financial, maka telah terjadi penipuan.
                                                          iv.      Pemerasan Secara Ekonomi (Economic Extortion)
Pemerasan secara ekonomi adalah penggunaan (atau mengancam menggunakan) tekanan (termasuk sanksi ekonomi) oleh seseorang atau perusahaan untuk mendapatkan sesuatu yang bernilai. Sesuatu yang bernilai itu dapat berupa aktiva keuangan atau ekonomi, informasi, atau kerja sama untuk mendapat keputusan yang diinginkan mengenai sesuatu yang dikaji.

c.       PENYALAHGUNAAN AKTIVA
Delapan puluh lima persen (85%) dari penipuan yang termasuk dalam penelitian ACFE masuk dalam kategori ini. Berbagai aktiva dapat disalahgunakan secara langsung atau tidak langsung demi keuntungan pelaku penipuan. Berbagai transaksi yang melibatkan kas, rekening giro, persediaan, pasokan, perlengkapan, dan informasi adalah yang paling berisiko untuk disalahgunakan. Biasanya dilakukan dengan 3 cara antara lain:
                                                              i.      Skimming
Dalam skimming uang dijarah sebelum uang tersebut secara fisik masuk ke perusahaan. Cara ini terlihat dalam fraud yang sangat dikenal oleh auditor, yaitu lapping.
                                                            ii.      Larceny
Berbeda dengan skimming, maka larceny yaitu menjarah uang ketika sudah masuk dalam perusahaan. Dalam fraud tree larceny ada 5 yaitu billing schemes, Payroll Schemes, Expense Reimbursement Schemes, Check Tampering dan Register Disbursement.
                                                          iii.      Billing Schemes: adalah skema dengan menggunakan proses billing atau pembebanan tagihan sebagai sarananya. Pelaku dapat mendirikan perusahaan bayangan yang seolah-olah merupakan pemasok atau rekanan atau kontraktor sungguhan. Perusahaan bayangan ini merupakan sarana untuk mengalirkan dana secara tidak sah ke luar perusahaan.
                                                          iv.      Payroll Schemes: adalah sekema melalui pembayaran gaji. Bentuk permainannya antara lain dengan pegawai atau karyawan fiktif. Atau dalam pemalsuan jumlah gaji. Jumlah gaji yang dilaporkan lebih besar dari gaji yang dibayarkan.
                                                            v.      Expense Reimbursement Schemes. Sekam melalui pembayaran kembali-biaya-biaya, misalnya biaya perjalanan. Contoh seorang salesman mengambil uang muka perjalanan dan sekembalinya dari perjalanan dia membuat perhitungan biaya perjalanan. Kalau biaya perjalanan melampaui melampaui uang mukanaya, ia akan meminta penggantian. Ada beberapa cara skema melalui reimbursement ini. rincian biaya menyamarkan jenis pengeluaran yang sebenarnya atau biayanya dilaporkan lebih besar dari pengeluaran sebenarnya.
                                                          vi.      Check Tampering: pemalsuan cek
                                                        vii.      Register Disbursement adalah pengeluaran yang sudah masuk dalam Cash Register. Skema ini melalui register disbursement pada dasarnya ada dua yaitu pengembalian uang yang dibuat-buat dan pembatalan palsu.
d.      Fraudulent Statement
Fraud yang berkenaan dengan penyajian laporan keuangan. Ada beberapa cara yang dapar dilakukan antara lain menyajikan asset atau pendapatan lebih tinggi dari yang sebenarnya dan juga menyajikan asset atau pendapatan lebih rendah dari yang sebenarnya.

2.      COSO 2013


COSO adalah Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission. COSO ini dibuat oleh sektor swasta untuk menghindari tindak korupsi yang sering terjadi di Amerika pada tahun 1970-an. COSO 2013 terdiri atas 5 komponen:
a.        Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan yang menentukan arah perusahaan dan memengaruhi kesadaran pengendalian pihak manajemen dan karyawan dan menjadi dasar dari empat pengendalian lainnya. Elemen penting dalam lingkungan pengendalian antara lain:
                                                              i.      Integritas dan nilai etika manajemen
                                                            ii.      Struktur organisasi dan kebijakan dan praktik perusahaan dalam mengelola sumber daya manusianya.
                                                          iii.      Pengaruh eksternal seperti peraturan atau perundang-undangan.
b.      Penilaian Resiko (Risk Assessment)
Ditujukan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola berbagai resiko yang berkaitan dengan laporan keuangan. Resiko dapat muncul atau berubah berdasarkan kondisi, antara lain:
                                                              i.      Lingkungan operasional yang membebankan tekanan baru atau perubahan tekanan atas perusahaan.
                                                            ii.      Personal baru yang memiliki pemahaman yang berbeda atau kurang memadai.
                                                          iii.      Sistem Informasi baru yang direkayasa ulang dan mempengaruhi proses transaksi.
c.       Aktivitas Pengendalian (Control Environment)
Berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil untuk mengatasi resiko perusahaan yang telah diidentifikasi. Ada dua aktivitas pengendalian yaitu pengendalian komputer dan pengendalian fisik.
d.      Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Kualitas suatu informasi yang dihasilkan SIA berdampak pada kemampuan pihak manajemen untuk mengambil tindakan dan membuat keputusan. Sistem Informasi akuntansi yang efektif akan:
                                                              i.      Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi keuangan yang valid.
                                                            ii.      Memberikan informasi secara tepat waktu mengenai berbagai transaksi dalam perincian yang memadai untuk memungkinkan klasifikasi serta laporan keuangan.
                                                          iii.      Secara akurat mengukur nilai keuangan berbagai transaksi agar pengaruhnya dapat dicatat dalam laporan keuangan.
e.       Aktivitas Pengawasan (Monitoring Activities)
Pengawasan adalah proses yang memungkinkan kualitas pengendalian internal dan operasinya berjalan dengan sesuai tujuan. Pengawasan pada aktivitas yang berjalan dapat diwujudkan melalui integrasi berbagai modul komputer yang terpisah ke dalam sistem informasi yang menangkap data dan memungkinkan pengujian pengendalian dilakukan sebagai bagian dari operasional rutin.

3.      Dua Tipe Pengendalian Komputer
Pengendalian computer adalah hal yang penting. Pengendalian ini secara khusus berhubungan denga lingkungan TI dan audit TI, ada dua tipe pengendalian komputer yaitu:
a.        Pengendalian Umum (General Control)
Berkaitan dengan perhatian pada keseluruhan perusahaan, seperti pengendalian atas pusat data, basis data perusahaan, pengembangan sistem dan pemeliharaan program. Pengendalian umum digolongkan menjadi empat, yaitu:
                                                              i.      Pengendalian organisasi dan otorisasi.
Pengendalian organisasi secara umum terdapat pemisahan tugas dan jabatan antara pengguna sistem (operasi) dan administrator sistem (operasi). Dan juga dapat dilihat bahwa pengguna hanya dapat mengakses sistem apabila memang telah diotorisasi oleh administrator.
                                                            ii.      Pengendalian operasi.
Operasi sistem informasi dalam perusahaan juga perlu pengendalian untuk memastikan sistem informasi tersebut dapat beroperasi dengan baik selayaknya sesuai yang diharapkan.
                                                          iii.      Pengendalian perubahan.
Perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap sistem informasi harus dikendalikan, termasuk pengendalian versi dari sistem informasi tersebut, catatan perubahan versi, serta manajemen perubahan atas diimplementasikannya sebuah sistem informasi.
                                                          iv.      Pengendalian akses fisikal dan logikal.
Pengendalian akses fisikal berkaitan dengan akses secara fisik terhadap fasilitas-fasilitas sistem informasi suatu perusahaan, sedangkan akses logikal berkaitan dengan pengelolaan akses terhadap sistem operasi sistem tersebut (misal: windows).
b.      Pengendalian Aplikasi (Application Control)
Pengendalian aplikasi memastikan integritas sistem tertentu seperti aplikasi pemrosesan pesanan penjualan, utang usaha, dan aplikasi penggajian.  Ada bebrapa macam pengendalian aplikasi:
                                                              i.       Pengendalian Organisasi dan Akses Aplikasi
Pada pengendalian organisasi, hampir sama dengan pengendalian umum organisasi, namun lebih terfokus pada aplikasi yang diterapkan perusahaan. Siapa pemilik aplikasi, tugas administrator, pengguna, hingga pengembangan aplikasi tersebut.
Untuk pengendalian akses, terpusat hanya pada pengendalian logika saja untuk menghindari akses tidak terotorisasi. Selain itu juga terdapat pengendalian role based menu dibalik pengendalian akses logika, dimana hanya pengguna tertentu saja yang mampu mengakses menu yang telah ditunjuk oleh administrator. Hal ini berkaitan erat dengan kebijakan TI dan prosedur perusahaan berkaitan dengan nama pengguna dan sandi nya.
                                                            ii.      Pengendalian Input
Pengendalian input memastikan data-data yang dimasukkan ke dalam sistem telah tervalidasi, akurat, dan terverifikasi.
                                                          iii.      Pengendalian Proses
Pengendalian proses biasanya terbagi menjadi dua tahapan, yaitu (a) tahapan transaksi, dimana proses terjadi pada berkas-berkas transaksi baik yang sementara maupun yang permanen dan (b) tahapan database, proses yang dilakukan pada berkas-berkas master.
                                                          iv.      Pengendalian Output
Pada pengendalian ini dilakukan beberapa pengecekan baik secara otomatis maupun manual (kasat mata) jika output yang dihasilkan juga kasat mata.
                                                            v.       Pengendalian Berkas Master
Pada pengendalian ini harus terjadi integritas referensial pada data, sehingga tidak akan diketemukan anomali-anomali, seperti anomali penambahan, anomali penghapusan dan anomali pembaruan.

Sumber:
Hall, James A. 2011. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Empat. Jakarta : Salemba Empat.


Thursday, November 19, 2015

SIA TUGAS 3

BAB 8
SISTEM BUKU BESAR UMUM, PELAPORAN KEUANGAN, DAN PELAPORAN MANAJEMEN

1.     SISTEM BUKU BESAR UMUM
Karakteristik dari buku besar umum meliputi mengumpulkan data transaksi cepat dan akurat, mengklasifikasikan / kode data dan rekening, memvalidasi transaksi yang dikumpulkan / mempertahankan pengendalian akuntansi (misalnya debet = kredit), data transaksi proses (transaksi posting ke rekening yang tepat, memperbarui rekening buku besar dan file transaksi, penyesuaian catatan ke rekening), data transaksi toko, dan menghasilkan laporan keuangan tepat waktu.
Figur dibawah menunjukkan karakteristik buku besar umum sebagai suatu pusat yang terhubung ke sistem-sistem lainnya dalam perusahaan melalui arus informasi.



a.       Voucher Jurnal
Vocher jurnal merupakan sumber input bagi buku besar. Sebuah voucher jurnal, yang dapat digunakan untuk mewakili rangkuman transaksi yang serupa atau satu transaksi yang unik, mengidentifikasi jumlah keuangan, dan akun buku besar yang dipengaruhi. Transaksi rutin, jurnal penyesuaian, dan jurnal penutup, semuanya dimasukkan ke buku besar unum dari voucher jurnal. Vocher jurnal menyediakan pengendalian yang efektif terhadap jurnal buku besar umum yag tidak diotorisasi karena voucher jurnal harus disetujui oleh manajer yang bertanggungjawab.
b.      Basis Data GLS (General Ladger System)
Basis data GLS terdiri atas file transaksi, file master, file referensi, dan file arsip. File-file bervariasi antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, sebagai contoh:
                                                              i.      File master buku besar umum (general ledger master file) merupakan file utama dalam database GLS. Basis dari file ini adalah kode daftar akun perusahaan.
                                                            ii.      File Sejarah Buku Besar Umum (general ledger history file) memiliki format yang sama dengan induk GL. Tujuan utama file ini adalah untuk mewakili laporan keuangan komparatif dengan basis historis.
                                                          iii.      File Voucher Jurnal Historis (journal vocher history file) berisi voucher jurnal untuk periode masa lalu. Informasi histories ini mendukung tanggung jawab kepengurusan manajemen untuk menghitung utilisasi sumber daya.
                                                          iv.      File Pusat Pertanggungjawaban (responsibility center file) berisi data pendapatan, pengeluaran dan utilisasi sumber daya lainnya untuk setiap pusat pertanggungjawaban dalam organisasi.
                                                            v.      File Anggaran Induk (budget master file) berisi jumlah anggaran untuk pendapatan, biaya, dan sumber daya lainnya untuk pusat-pusat pertanggungjawaban.
c.       Prosedur GLS
Proses pembaruan GLS sederhana secara konseptual, seperti ditampilkan pada sisitem manual bab sebelumnya. Voucher jurnal mengalir dari sistem pemrosesan transaksi dan sumber lainnya ke departemen buku besar umum. Secara rutin, ini semua merupakan rangkuman transaksi dari akun-akun buku besar pembantu dan jurnal-jurnal khusus yang berada disiklus transaksi. Fokus kita yang selanjutnya adalah hubungan antara GLS dan Laporan Keuangan.

2.      SISTEM PELAPORAN KEUANGAN
a.       Pengguna yang Canggih dengan Kebutuhan Informasi yang Homogen
Karena komunitas pengguna eksternal sangat besar dan kebutuhan informasinya bervariasi, laporan keuangan diarahkan ke pembaca umum. Laporan keuangan disiapkan dengan pemikiran bahwa pembacanya terdiri atas pengguna yang canggih (sophisticated users) dengan kebutuhan informasi yang relatif homogen.
b.      Proses Akuntansi Keuangan
Proses akuntansi keuangan (financial accounting process) dimulai dari status bersih di awal tahun fiskal yang baru. Hanya akun-akun (permanen) neraca yang merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya. Dari titik ini, prosesnya dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut:
                                                              i.      Mencatat transaksi.
                                                            ii.      Mencatat jurnal khusus.
                                                          iii.      Membukukan ke buku besar pembantu.
                                                          iv.      Membukukan ke buku besar umum.
                                                            v.      Menyiapkan neraca percobaan yang belum disesuahkan.
                                                          vi.      Membuat jurnal penyesuaian.
                                                        vii.      Menjurnal dan membukukan ayat jurnal penyesuaian.
                                                      viii.      Menyiapkan neraca percobaan yang telah disesuaikan.
                                                          ix.      Menyiapkan laporan keuangan.
                                                            x.      Menjurnal dan membukukan ayat jurnal penutup.
                                                          xi.      Menyiapkan neraca percobaan pascapenutupan.
Proses akuntansi keuangan yang disebutkan diatas memiliki tiga tahap yang berbeda, yang masing-masing melibatkan elemen-elemen dari satu atau lebih subsistem informasi :
Tahap 1-Prosedur harian. Subsistem TPS mencatat transaksi harian didokumen sumber, kemudian mencatatnya dijurnal khusus, membukukan transaksi individual ke buku besar pembantu, dan menyiapkan buku jurnal.
Tahap 2-Prosedur akhir periode. Voucher jurnal dimasukan ke buku besar umum secara berkala. Hal ini melibatkan TPS dan GLS.
Tahap 3-Prosedur pelaporan keuangan. Analisis akun-akun buku besar umum dan langkah-langkah yang mengarah ke pembuatan laporan keuangan melibatkan baik FRS maupun GLS.


3.      XBRL-PELAPORAN KEUANGAN YANG DIREKAYASA ULANG
XBLR (eXtensible Business Reporting Language), adalah spesifikasi standar internet yang disain untuk pelaporan bisnis dan perubahan informasi. Tujuan dari XBRL adalah untuk menfasilitasi publikasi, perubahan dan memproses informasi keuangan dan bisnis. XBRLberasal dari standar internet yang lain yang disebut XML (aXtensible Markup Language).
a.      XML
XML adalah sebuah metalanguage yang menjelaskan Bahasa Penandaan. Masa ekstensible artinya bahwa peningkatan bahasa dapat dibuat dengan menggunakan XML. ini menunjukkan peningkatan bahasa  memampukan data storing dalam bentuk  hubungan berbagai daftar ( atau perintah men-format) telah dipetakan untuk berbagai nilai data. Selain itu, XML dapat digunakan untuk model struktud data dari basis data internal organisasi.

b.      XBRL
XBRL adalah sebuah bahasa yang berbasis XML yang menstandarisasikan metode untuk memnyiapkan, mempubikasikan, dan menukar  informasi keuangan contohnya laporan keuangan. XBRL taxonomies adalah skema pengklasifikasian.  Berbagai kebutuhan pemetaan data menjadi terselesaikan dalam sekali saja, tetapi menyimpan berbagai daftar yaitu digunakan kapanpun data diletakkan dalam format XBRL untuk dissemanasi di berbagai sisi luar. Ini memungkinkan berbagai entitas bisnis menyediakan pengeluaran informasi keuangan  sesering mungkin,  dan secara segera untuk berbagai bagian yang berkepentingan.  Selain itu, berbagai perusahaan yang meggunakan teknologi basisdata XBRL asli secara internal seperti menyimpan platform informasi pertama mereka dapat lebih lanjur mempercepat proses pelaporan. Para pengguna dari data keuangan yang serupa (seperti, investor  dan analis) dapat secara siap import dokumen XBRL kedalam basis data internal dan analisis berbagai pengaturan untuk menfasilitasi pengambilan keputusan mereka secara lebih baik.
4.      Mengendalikan FRS
Aktivitas FRS secara eksklusif merupakan pekerjaan akuntansi. Tidak seperti pemrosesan transaksi, yang juga melibatkan arus sumber daya fisik, kekhawatiran pengendalian terhadap FRS berkenaan dengan akurasi dan reliabilitas informasi akuntansi. Eksposur potensial dalam sistem ini terdiri atas :
a.       Jejak audit yang tidak sempurna.
b.      Akses yang tidak terotorisasi ke buku besar umum.
c.       Akun buku besar umum yang tidak seimbang dengan akun buku besar pembantu.
d.      Saldo akun buku besar umum yang salah karena voucher jurnal yang salah atau tidak diotorisasi.
Jika tidak dikendalikan, berbagai risiko ini dapat menyebabkan laporan keuangan dan laporan-laporan lainnya salah dalam pernyataannya sehingga dapat menyesatkan para pengguna. Konsekuensi potensialnya adalah tuntutan hokum, kerugian keuangan yang signifikan bagi perusahaan, dan sanksi dari pihak yang berwenang.
5.      Isu Pengendalian SAS 78/COSO
a.      Otorisasi transaksi.
Jurnal voucher adalah dokumen yang mengotorisasi sebuah entri ke buku besar umum. Voucher jurnal memiliki berbagai sumber seperti pemrosesan penerimaan kas, pemrosesan pesanan penjualan, dan kelompok pelaporan keuangan.
b.      Pemisahan Tugas
                                                              i.      Karyawan di Buku Besar umum tidak seharusnya:
                                                            ii.      Memiliki tanggugung jawab untuk melakukan pembukuan untuk jurnal khusus atau  buku besar  pembantu.
                                                          iii.      Menyiapkan jurnal voucher
                                                          iv.      Bertanggung jawab dalam mengawasi aktiva fisik
c.       Pengendalian akses
Akses yang tidak diotorisasi ke akun-akun buku besar umum dapat menghasilkan kesalahan, penipuan dan salah penyajian dalam laporan keuangan. Perundang-undangan SOX secara tegas berbicara area risiko ini oleh kebutuhan organisasi untuk mengimplementasikan pengendalian  yang membatasi akses data base untuk diotorisasi hanya oleh individu-individu.
d.      Catatan akuntansi
Jejak audit merupakan jalur yang diikuti oelh suatu transaksi melalui tahap input, pemrosesan dan output dalam sistem pemrosesan transaksi. Ini meliputi jaringan dokumen, jurnal dan buku besar yang didesain untuk memastikan bahwa suatu transaksi dapat secara akurat ditelusuri melalui sistem tersebut dari awal sampai disposisi akhirnya. Jejak audit diperlukan untuk alasan : (1) memberikan kemampuan ntuk menjawab pertanyaan, (2) mampu merekonstruksifile jika semua atau sebagian file mengalami kerusakan, (3) menyediakan data historis yang diperlukan oleh auditor, (4) memenuhi peraturan pemerintah, (5)menyediakan sarana untuk mencegah, mendeteksi, dan memperbaiki kesalahan.
e.       Verifikasi independen
Daftar Voucher jurnal menyediakan perincian yang relevan tentang setiap voucher jurnal yang dipost ke GL. Laporan perubahan buku besar umum menyajikan pengaruh transaksi voucher jurnall pada akun buku besar umum.
f.       Implikasi pengendalian internal dari XBRL
Taxonomy creation. 
Taxonomy yang salah diakibatkan dalam pemetaan yang tidak valid yang akan menyebabkan bahan baku tidak tergambar dalam data keuangan
Taxonomy mapping error.  
Proses pemetaan akun basis data internal untuk berbagai daftar taxonomy menjadi dikendalikan.
Validation of intance documents.  
Ketika pemetaan selesai dan daftar telah disimpan dakam basis data internal, Dokumen kejadian XBRL (laporan) dapat di hasilkan.
6.      SISTEM PELAPORAN MANAJEMEN
a.      Faktor yang Memengaruhi MRS
                                                              i.      Prinsip-prinsip Manajemen
1.      Formalisasi Tugas.
Prinsip formalisasi Tugas/Pekerjaan menyatakan bahwa pihak manajemen harus menstruktur perusahaan disekitar pekerjaan yang dilakukannya, bukannya disekitar individu dengan keahlian unik. Tujuan formalisasi pekerjaan adalah untuk menghindari suatu struktur organisasi dimana kinerja, kemampuan, dan eksistensi erkelanjutan perusahaan bergantung pada individu tertentu.
Implikasi untuk MRS. Formalisasi pekerjaan suatu perusahaan memungkinkan spesifikasi informasi yang diperlukan untuk mendukung pekerjaan tersebut.
2.      Tanggung Jawab dan Wewenang
Prisnsip tanggung jawab merujuk pada kewajiban individu untuk mencapai hasil yang diinginkan. Tanggung jawab terkait erat dengan prinsip wewenang. Jika seorang manajer mendelegasi tanggung jawab ke bawahannya, ia harus memberikan wewenang kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dalam batas-batas tanggug jawab itu.
Implikasi untuk MRS.  Prinsip tanggung jawab dan wewenang mendefinisikan jalur pelaporan vertikal perusahaan dimana informasi mengalir. Lokasi manajer dalam jalur pelaporan memengaruhi ruang lingkup dan perincian informasi yang dilaporkan.
3.      Jangkauan Pengendalian
Jangkauan pengendalian seorang manajer merujuk pada jumlah bawahan yang langsung dibawah pengendaliannya.
Implikasi untuk MRS. Para manajer dengan jangkauan pengendalian sempit sering terlibat dengan operasi yang terperinci dan dengan keputusan yang spesifik.
4.      Manajemen dengan Pengecualian
Prinsip manajer dengan pengecualian menunjukkan bahwa para manajer harus membatasi perhatian mereka pada wilayah-wilayah yang berpotensi bermasalah (yaitu pengecualian)  dari pada terlibat dalam setiap aktivitas dan keputusan.
Implikasi untuk MRS. Para manajer membutuhkan informasi yang mengidentifikasi operasi atau sumber daya yang beresiko tidak dapat dikendalikan.
                                                            ii.      Fungsi, Tingkat dan Jenis Keputusan Manajemen
Fungsi perencanaan dan pengendalian manajemen secaa mendasar memengaruhi sistem pelaporan manajemen. Fungsi perencanaan berkaitan dengan pengambilan keptusan tentang aktivitas-aktivitas akan datang dari perusahaan. Fungsi pengendalian memastikan bahwa aktivitas-aktivitas suatu perusahaan sesuai rencana. Keputusan perencanaan dan pengendalian diklasifikasikan :
1.      Keputusan perencanaan strategis
            Keputusan strategis meliputi :
a.       Mentapkan maksud dan tujuan perusahaan.
b.      Menentukan atau memodifikasi struktur organisasi.
c.       Menentukan ruang lingkup aktivitas bisnis.
d.      Menetapkan filosofi manajemen.
Ciri-ciri keputusan perencanaan strategis :
e.       Kerangka waktunya jangka panjang.
f.       Informasi yang lebih ringkas.
g.      Cenderung tidak berulang.
h.      Keputusan strategis berkaitan dengan ketidakpastian tingkat tinggi.
i.        Ruang lingkupnya luas dan sangat memengaruhi perusahaan.
j.        Keputusan strategis memerlukan sumber informasi eksternal dan internal.

2.      Keputusan perencanaan taktis
Keputusan perencanaan taktis berada dibawah keputusan strategis dan dibuat oleh manajemen tengah. Jangka waktu keputusan lebih pendek, lebih spesifik, berulang, hasilnya lebih pasti, dan kurang berpengaruh terhadap perusahaan dibandingkan keputusan strategis.
3.      Keputusan pengendalian manajemen
Salah satu kegiatan pengendalian manejemen adalah memotivasi para manajer disemua wilayah fungsional untuk menggunakan sumber daya, termasuk bahan baku. Personel, dan aktiva keuangan, seproduktif mungkin.
4.      Keputusan pengendalian operasional
Pengendalian operasional emastkan bahwa perusahaan beroperasi sesuai dengan kriteria yang telah diterapkan. Keputusan pengendalian operasional lebih sempit dan terfokus daripada keputusan strategis dan taktis karena berkaitan dengan pekerjaan operasional rutin. Keputusan pengendalian operasional lebih terstruktur daripada keputusan pengendalian manejemen lebih bergantung padaperincian daripada keputusan perencanaan, dan kerangka waktunya lebih pendek daripada keputusan taktis atau strategis.
Standar
Merupakan tingkat kinerja yang ditetapkan sebelumnya yang diyakini oleh para  mananjer dapat dicapai.
Evaluasi kinerja                               
Pengambilan keputusan membandingkan kinerja operasional yang dipertanyakan dengan standar yang ada.
Pengambilan tindakan perbaikan  
Setelah membadingkan kinerja dengan standar yang ada, manajer mengambil tindakan untuk mengatasi setiap kondisi yang diluar kendali.
Klasifikasi jenis-jenis keputusan menurut karakteristik keputusan
Karakteristik keputusan
Jenis keputusan
Perencanaan strategis
Perencanaan taktis
Pengendalian manajemen
Pengendalian operasional
Kerangka waktu
Jangka panjang
Menengah
Menengah
pendek
Ruang Lingkup
Beredampak tinggi
Berdampak sedang
Berdampak lebih rendah
Berdampak sangat rendah
Tingkat Detail
Sangat ringkas
Terperinci
Cukup ringkas
Sangat Terperinci
Perulangan
Tidak berulang
Berulang secara berkala
Berulang secara berkala
Sering berulang
Tingkat kepastian
Tidak pasti
Sangat pasti
Tidak pasti
Sangat pasti
                                                          iii.      Struktur Masalah
Struktur suatu masalah mencerminkan seberapa baik pengambilan keputusan memahami masalah tersebut. Struktur masalah memiliki tiga elemen:
1.      Data-nilai yang digunakan untuk mewakili faktor-faktor yang relevan dengan masalah tersebut
2.      Prosedur-urutan langkah-langkah atau peraturan keputusan yang digunakan untuk memecahkan masalah
3.      Tujuan-hasil yang ingin dicapai oleh pengambil keputusan dengan memecahkan masalah tersebut.
Masalah tidak terstruktur
Masalah tidak terstruktur adalah masalah yang tidak memiliki teknik solusi tertentu. Kebutuhan data tidak pasti, prosedurnya tidak spesifik, atau tujuan solusi belum sepenuhnya dikembangkan.


b.      Jenis Pelaporan Manajemen
                                                              i.      Tujuan laporan
Sebelumnya, ingat kembali bahwa informasi mengarahka pengguna pada suatu tindakan. Oleh karena itu agar berguna, laporan harus memiliki kandungan informasi. Nilainya adalah dampaknya terhadap pengguna. Hal ini dapat ditunjukkan dalam dua tujuan pelaporan umum, yaitu:
1.      Mengurangi tingkat ketidakpastian yang berkaitan dengan sesuatu masalah yang dihadapi pengambilan keputusan
2.      Memengaruhi perilaku pengambilan keputusan dengan cara yang positif
                                                            ii.      Pelaporan Terprogram
Laporan terprogram memberikan informasi untuk memecahkan masalah yang telah diantisipasi pengguna. Terdapat dua subkelas laporan terperogram: laporan terjadwaldan laporan menurut perintah. System pelapran manajemen menghasilkan laporan terjadwal menurut kerangkah waktu yang ditetapkan, bisa harian, mingguan, kuartalan, dan sebagainya.
Contoh-contoh laporan ini  adalah daftar penjualan harian, laporan pembayaran gaji mingguan, dan laporan keuangan tahunan.
                                                          iii.      Atribut laporan
Agar efektif, suatu laporan harus memiliki atribut berikut ini: relevan, ringkas, berorientasi pengecualian, akurat, lengkap, tepat waktu dan singkat.
1.      Relevan                           
Setiap elemen informasi dalam setiap laporan harus mendukung keputusan manajer.
2.      Ringkas                           
Laporan harus diringkas sesuai dengan tingkat manajer dalam hierarki perusahaan.
3.      Berorientasi pengecualian         
Laporan-laporan pengendalian harus mengidentifikasi aktivitas yang beresiko keluar dari pengendlaian, dan harus mengabaikan aktiitas yang dibawah pengendalian.
4.      Akurat                                         
Informasi dalam laporan harus bebas dari esalahan yang mengganggu.
5.      Lengkap                          
Informasi harus selengkap mungkin
6.      Tepat waktu                               
Jika para manajer selalu memiliki waktu, mereka mungkin tidak pernah mengambil keputusan yang buruk.
7.      Singkat                            
Informasi dalam suatu laporan harus disajikan sesingkat mungkin.
                                                          iv.      Pelaporan Ad Hoc (Khusus).
Manajer tidak selalu dapat mengantisipasi kebutuhan informasi. Hal ini terjadi terutama bagi manajemen tingkat atas dan menengah. Dalam dunia bisnis yang dinamis, masalah-masalah yang muncul memerlukan informasi baru dan sering kali tidak cukup waktu untuk menulis program computer tradisional untuk memastikan informasi yang diperlukan. Namun demikian, kemajuan teknologi basis data membuat kebutuhan langsung dan kapalitas untuk menghasilkan laporan tersedia secara luas bagi para pengguna. Sehingga, manajer dengan latar belakang komputr yang terbatas dapat dengan cepat menghasilkan laporan khusus dari terminal atau computer mikro, tanpa bantuan tenaga professional pemrosesan data.
Penggalian data, adalah prosess memilih, mengeksplorasi dan memodelkan sejumlah besar data untuk membuka relasi dan pola global yang ada dalam basis data berukuran besar tetapi tersembunyi.
Model verifikasi, menggunakan teknik pengalian mendalam untuk memverivikasi atau menolak hipotesis pengguna
Model penemuan, menngunakan penggalian data untuk menemukan informasi yang tidk iketahui tetapi penting, yang tersembunyi dalam data.
c.       Akuntansi Pertanggung Jawaban
Sebagian besar pelaporan manajemen melibatkan akuntansi pertanggungjawaban. Konsep ini menyatakan  bahwa setiap peristiwa ekonomi yang mempengaruhi perusahaan adalah tanggung jawab manajer, dan dapat dilacak ke masing-masing manajer. Arus informasi dalam system pertanggungjawaban mengalir ke atas dan ke bawah melalui saluran informasi, hal ini mewakili dua tahap akuntansi pertanggungjawaban: (1) Menciptakan serangkaian tujuan kinerja keuangan (anggaran) yang berkaitan dengan tanggung jawab manajer (2)Melaporkan dan mengukur kinerja actual ketika dibandingkan dengan tujuan-tujuan tersebut
                                                              i.      Penetapan tujuan keuangan : proses anggaran
Proses anggaran membantu  pihak manajemen mencapai tujuan keuangan dengan membentuk tujuan yang dapat diukur untuk setiap semen perusahaan.
                                                            ii.      Pengukuran dan pelaporan kinerja
Pengukuran kinerja dan pelaporannya dilakukan setiap segmen operasional dalam perusahaan.
                                                          iii.      Pusat pertanggungjawaban
Untuk mencapai akuntabilitas, aktivitas bisnis secara teratur mengorganisasikan kegiatan operasi ke dalam unit-unit yang disebut sebagai pusat pertanggungjawaban.
1.      Pusat biaya
Merupakan suatu unit organisasional dengan tanggungjawab terhadap manajemen biaya dalam batas-batas anggaran.
2.      Pusat laba
Manajer pusatlaba bertanggungjawab untuk mengendalikan biaya dan menghasilkan pendapatan.
3.      Pusat investasi
Manajer pusat investasi memiliki wewenang umum untuk mengambil keputusan yang secara mendasar memngaruhi perusahaan.
                                                          iv.      Pertimbangan perilaku
1.      Keserasian Tujuan
Telah dibahas sebelumnya tentang prinsip-prinsip manajemen, yaitu wewenang, tanggungjawab, dan formalisasi pekerjaan. Jika diterapkan dengan benar dalam perusahaan, prinsip-prinsip ini meningkatkan keserasian tujuan. Manajer tingkat klebih rendah yang berusaha mencapai tujuannya berkontribusi secara positif terhadap tujuan atasannya.
2.      Informasi yang Berlebihan
Informasi yang berlebihan muncul ketika seorang manajer menerima informasi berlebih dari yang dapat dicernanya. Hal ini dapat terjadi ketika seorang perancang sistem pelaporan tidak mempretimbangkan tingkat organisasional dan jangkauan pengendalian manajer dengan tepat. Informasi yang berlebihan akan membuat manajer mengabaikan informasi formalnya dan bergantung pada petunjuk-petunjuk informal dalam membuat keputusan.
3.      Ukuran Kinerja yang Tidak Tepat

Salah satu tujuan laporan adalah untuk menstimulun perilaku yang konsisten dengan tujuan perusahaan. Ketika ukuran kinerja yang tidak tepat digunakan, laporan itu akan berpengaruh sebaliknya. 


 Sumber :
Hall, James A. 2011. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Empat. Jakarta : Salemba Empat.